Ketika buka FB pagi ini, di news feed saya muncul iklan berupa kaos dengan design kalimat : Ayah Terbaik Lahir di Bulan Januari.
Benarkah ayah terbaik memang lahir di bulan Januari? Tentu saja tidak.
Dugaan saya, si pemasang iklan juga memasang iklan serupa tapi berbeda bulan.
Jadi kemungkinan juga ada iklan dengan kalimat :
Ayah Terbaik Lahir di Bulan Februari, Maret, dst sampai Desember.
Tapi mengapa di news feed saya yang muncul kaos dengan desain Januari?
Ya karena saya lahir di bulan Januari. Kan nggak lucu kalau yang muncul iklan Ayah Terbaik Lahir di Bulan Februari.
Di sini kita bisa paham bahwa iklan di media sosial itu sifatnya iming-iming.
Orang-orang yang sebenarnya mungkin tidak sedang mencari produk tertentu, tapi karena profilnya sudah diketahui, baik jenis kelamin, usia, hobi, makanan yang disukai, film yang disukai, buku yang disukai, status sudah menikah atau jomblo, atau sedang broken hearth, dlsb sudah diketahui semua, maka akan disodori iklan yang diperkirakan akan membuatnya tertarik.
Jadi iklan yang muncul di news feed kita itu adalah iklan yang sesuai minat kita, yang diperkirakan akan membuat kita tertarik.
Ini agak berbeda dengan iklan di mesin pencari. Ia biasanya muncul sesuai apa yang kita cari. Jadi ada niatan mencari dulu, baru muncul iklannya.
Misalnya kita mengetikkan di mesin pencari kata kunci : nasi box murah jogja. Maka nanti akan muncul iklan-iklan yang berkaitan dengan nasi box murah di jogja. Tentu tidak akan muncul iklan kaos dengan desain Ayah Terbaik Lahir di Bulan Januari karena hal tersebut tidak relevan dengan pencarian saya.
Jadi, sebaiknya memasang iklan di media sosial atau di mesin pencari? Tergantung produk atau layanan yang Anda jual. Bisa jadi cocok di pasang di keduanya, bisa jadi hanya cocok di pasang di salah satunya.
Jika produk iming-iming, pasanglah iklan di media sosial, jika produk kebutuhan yang dicari orang, pasanglah di mesin pencari.
Semoga bermanfaat. (Oleh : Farid Ma’ruf, Owner Satu Langit Consulting)